Resensi “THE HATE U GIVE” (BENCI YANG KAUTANAM) karya Angie Thomas

Tike Yung
4 min readOct 23, 2018

JUDUL: THE HATE U GIVE (BENCI YANG KAUTANAM)
PENULIS: Angie Thomas
PENERJEMAH: Barokah Ruziati
PENERBIT: Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 978-602-03-8130-5
TEBAL: 488 Halaman

Blurb

“Itu sebabnya orang-orang bicara, kan? Karena keadaan tidak akan berubah kalau kita tidak mengatakan apa-apa?”

Starr Carter, gadis kulit hitam berusia enam belas tahun, hidup di antara dua dunia berbeda. Lingkungan kumuh tempatnya lahir lalu tumbuh besar, dan SMA bergengsi di pinggiran kota tempatnya bersekolah. Keseimbangan dua dunia yang mati-matian ia jaga itu hancur berantakan ketika Starr menjadi satu-satunya saksi dari tragedi penembakan sahabatnya, Khalil, oleh seorang polisi. Padahal saat itu Khalil tidak bersenjata.

Segera saja, tewasnya Khalil jadi tajuk berita utama. Mereka menyebut pemuda itu preman, pengedar narkoba, bahkan anggota geng. Demo besar-besaran memenuhi jalanan atas nama Khalil. Semua orang ingin tahu, apa yang sebetulnya terjadi saat Khalil terbunuh.

Satu-satunya yang bisa menjawab adalah Starr. Yang akan ia katakan, bukan hanya menghancurkan lingkungannya. Kemungkinan besar, itu bisa membuatnya terbunuh.

🌟 "Mereka bilang mata seseorang mengutarakan lebih banyak hal ketimbang mulut mereka, dan itu berlaku dua arah--jika kita menatap mata seseorang dan berbicara jujur, maka seharusnya tak punya alasan untuk meragukan kita. (Halaman 108)

🌟 "Kadang-kadang kita melakukan semuanya dengan benar tapi tetap saja ada masalah. Kuncinya adalah jangan pernah berhenti berbuat benar." (Halaman 167-168)

🌟 "Itu sebabnya orang-orang bicara, kan? Karena keadaan tidak akan berubah kalau kita tidak mengatakan apa-apa." (Halaman 185)

🌟 "Kita membiarkan orang bicara macam-macam, dan mereka begitu sering mengatakannya sehingga akhirnya mereka menganggap itu bukan masalah dan kita mengganggap itu wajar. Apa gunanya punya suara kalau kita hanya diam setiap kali kita seharusnya tidak diam?" (Halaman 270)

🌟 "Di usia yang begitu muda aku belajar, orang pasti membuat kesalahan dan kita harus memutuskan apakah kesalahan mereka lebih besar dibandingkan cinta kita pada mereka." (Halaman 282-283)

🌟 "Namun hari yang indah tidak abadi." (Halaman 392)

🌟 "..., suara kita adalah senjata. Aku harus menggunakan senjataku, benar?" (Halaman 455)

📖📖📖

Menjadi minoritas adalah sesuatu yang menyakitkan namun MENGUATKAN.

Setelah selesai membaca novel ini, hati kecil saya berkata (haisss kayak komika dari SUCA aja, Tik! 😂) bahwa pepatah diam adalah emas itu tidak berlaku untuk situasi seperti yang Starr Carter alami ketika melihat (menjadi satu-satunya saksi) Khalil Harris, sahabatnya ditembak polisi berkulit putih.

Apalagi setelah kejadian itu, berbagai masyarakat berpendapat negatif mengenai Khalil.

Sebagai satu-satunya saksi yang juga merupakan sahabat, apa yang Starr alami ini benar-benar membuat saya ingin memeluknya sambil berbisik memberinya kata-kata semangat.

Novel "The Hate U Give" adalah novel yang ceritanya sangat saya cari dari dulu. Beneran deh, saya dari dulu itu ingin sekali membaca novel yang temanya seperti ini. Saya penasaran bagaimana kehidupan mereka sebagai orang berkulit hitam (makanya pas SMP sampai sekarang pun saya punya keinginan untuk tinggal di Papua, selain karena alamnya yang indah, saya juga ingin berbaur dengan masyarakat di sana, tapi begitu pas mau kelulusan di SMK, saya mengatakan keinginan saya ini ke Mamak, beliau langsung berkata tidak. 😢). Tapi dua tahun lalu di tempat kerja, saya menemukan teman yang asli orang Papua tapi dia campuran dengan tionghoa, jadi dia tidak berkulit hitam namun putih dan bermata sipit. Dan pas pertama kali kenalan begitu tau dia orang Papua, saya langsung girang kesenangan dan langsung cerewet banyak nanya. Tapi sayangnya pertemanan kami begitu singkat, karena dia resign setelah tiga bulan bekerja. Saya masih ingat ketika pertama kali makan oleh-oleh dari dia yang pulkam ke Papua dan memberikan saya kayak semacam makanan ringan dari sagu (nggak tau namanya apa, tapi rasanya enak lho).

Oke, kembali ke Starr Carter aja ya... cerita saya nggak penting soalnya 😂😂😂😂

Kekeluargaan dan persahabatan di novel ini benar-benar menghangatkan sekali. Saya suka karakter Seven Carter, dia kakak yang keren dan tentunya sangat bertanggung jawab terhadap adik-adiknya.

Membaca novel ini membuat kita benar-benar membuka mata, tentang mereka yang minoritas, keadilan, cinta yang tulus (tidak peduli yang kamu cintai itu hitam atau putih) karena kita semua sama di mata Tuhan, kita ini sama-sama seorang manusia yang hidupnya sedang menumpang di bumi, kita ini sama-sama menghirup oksigen sebagai pernapasan kita untuk hidup di dunia yang sementara ini.

Dan terakhir, saya ingin mengucapkan terima kasih sebangak-banyaknya untuk Angie Thomas yang telah menulis novel "The Hate U Give" karena telah menyampaikan dan mewakili mereka yang ada di luar sana.

Btw, filmnya kapan tayang di Indonesia ya? Saya lihat teasernya nangis lho, gimana nanti kalau nonton filmnya?

--

--

Tike Yung

Manusia yang menyukai buku, sejarah, seni, dongeng, biru, omelet wortel dan orek tempe.