Resensi “We were Liars” (Para Pembohong) karya E. Lockhart

Tike Yung
3 min readOct 17, 2018

--

JUDUL : We were Liars (Para Pembohong)
PENULIS : E. Lockhart
PENERJEMAH : Nina Andiana
PENERBIT : Gremedia Pustaka Utama
ISBN: 978-602-03-0671-1
CETAKAN : Pertama 2016
TEBAL BUKU : 297 halaman (E-book di IPusnas)

Mereka "Para Pembohong" yang telah membuat saya harus ikut menjadi seperti mereka, dengan saya berbohong pada orang-orang yang bertanya pada saya yang hanya ingin tahu akhir dari novel ini. Dan saya akan dengan senang hati mengiyakannya untuk menjadi pembohong yang beralasan seperti itu.

Cadence, Gat, Mirren, dan Johnny.
Mereka adalah 4 remaja yang juga "Para Pembohong" yang selalu menghabiskan libur musim panas di pulau pribadi milik keluarga Sinclair, pulau milik Mr. Harris Sinclair---kakek Cadence, Mirren, dan Jhonny, karena mereka saudara sepupu.

Saya sedikit menyesal karena terlambat membaca novel ini, tapi lebih baik terlambat daripada tidak membacanya sama sekali. Karena menurut saya, tidak ada kata terlambat untuk buku, apalagi buku bagus.

Di awalnya saya kira ini tentang remaja-remaja yang merasakan summer fling--emang iya sih karena terjadi pada Cady dan Gat--apalagi dengan lokasi liburan mereka yang di pulau pribadi. Ya pokoknya khas anak-anak dari keluarga kaya raya gitu deh. (Iya, soalnya saya nggak baca review-review novel ini, aku dulu cuma tahu aja kalau novel "We were Liars" karya E. Lockhart itu bagus banget dan saya tahu novel ini sekitar akhir 2015an waktu itu taunya dari IG booklovers, itu juga belum ada versi bahasa Indonesia)

Awal membaca novel ini itu membosankan bagi saya, yah soalnya gitu cerita anak-anak orang kaya, liburan di tempat pribadi, cantik, tampan, berambut pirang khas keluarga Sinclair, pokoknya definisi sempurna deh ya.

Tapi... tapi... tiba-tiba ada tragedi yang menimpa Cadence di musim panas kelima belas. Gadis itu hilang ingatan.

Dari awal yang bikin saya terus membaca novel ini meskipun membosankan karena betapa kayanya keluarga Sinclair, saya itu penasaran sekali apa yang menyebabkan Cadence hilang ingatan. Karena menurut Cadence, dari ingatannya yang masih terputus-putus di musim panas kelima belas itu dia dengan keluarganya, juga Gat (keponakannya pacar dari ibunya Johnny) itu sedang berapi unggun di dekat pantai, terus Cadence memilih berpisah dengan mereka, ia berenang di pantai (padahal itu malam loh). Jadi menurut Cadence kemungkinan dia itu hipotermia lalu kepalanya membentur karang di dasar pulau.

Setiap saya membaca novel Young Adult, saya selalu takjub dengan sang penulis yang begitu kerennya membuat karakter tokohnya yang berpenyakitan, terutama yang menyerang jiwa. Sampai terkadang saya yang baca itu ikutan stres karena seakan ikut merasakan begitu dalamnya perasaan yang diderita si tokoh,air mata saya juga terkadang tidak bisa dikendalikan.

Yah seperti yang menimpa Cadence ini, dia bersikeras ingin mengingat kembali apa yang telah terjadi di musim panas kelima belas. Dia juga terkadang begitu putus asa dan bosan karena harus meminum obat-obatan terus. Apalagi seluruh anggota keluarganya yang selalu mengganggap dia harus di istimewakan. Setiap kali Cadence bertanya pada keluarganya, mereka enggan menjawab, karena menurut dokter, biarkan Cadence mengingat dengan sendirinya.

Di samping Cadence yang hilang ingatan, seperti halnya orang-orang kaya (pada umumnya). Warisan. Iya, ketiga putri Mr. Sinclair yaitu Bess (ibunya Johnny) , Cerrie (ibunya Mirren) , dan Penny (ibunya Cadence), mereka saling memperebutkan harta, apalagi setelah Mrs. Sinclair meninggal.

Cadence si cucu paling tua dari putri paling muda ini menjadi kandidat pewaris tunggal kekayaan keluarga Sinclair. Tapi Cadence menolak, dia dan sepupu-sepupunya juga begitu, meskipun orang tua mereka itu serakah, yang sampai menggunakan anak-anak mereka untuk membujuk Mr. Sinclair.

Ohya, sembari berusaha mengingat kembali ingatannya, Cadence ini bernarasi juga dengan mendongeng tentang kerajaan yang terinspirasi dari permasalahan keluarganya. Tentunya tentang seorang raja yang memiliki tiga putri. Saya suka sekali dongeng yang diceritakan Cadence . Salah satu dongengnya yang mengenai Bess dan Ed (si Pria berkulit eksotis).

Ini nih, yang terkadang bikin miris. Kenapa di Amerika yang tentunya bernegara maju tapi masih aja ada deskriminasi mengenai SARA.

Hal ini tentunya menghambat hubungan Bess dan Ed, karena Mr. Sinclair berucap tidak akan memberikan hartanya pada Bess kalau dia sampai menikah dengan Ed. Selain Ed, sebagai keponakannya Gat yang menyukai Cadence ini juga sering di tegur secara halus oleh Mr.Sinclair.

Duhhh pokoknya nih keluarga itu ribet deh, tapi ribetnya tentu ala orang kaya 😂

Saya memberikan 4 🌟 untuk novel ini, meskipun diawalnya saya kebosanan, tapi begitu 100 halaman menuju akhir, saya dibuat melongo sekaligus ternyata telah membuat sudut mata saya basah tanpa saya sadari😞.

--

--

Tike Yung

Manusia yang menyukai buku, sejarah, seni, dongeng, biru, omelet wortel dan orek tempe.